JAKARTA – Bambang Susantono buka suara usai mundur dari Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Bambang menegaskan pembangunan ibu kota Indonesia di Kalimantan Timur itu perlu terus didukung.
“Sebagaimana diumumkan oleh Menteri Sekretaris Negara, Presiden jokowi telah melakukan pergantian pimpinan di Otorita ikn sejak Juni 2024. Sehubungan dengan hal itu, ijinkan saya menyampaikan bahwa pembangunan IKN perlu terus bersama-sama kita dukung,” kata Bambang dalam unggahan di Instagram resminya, Selasa (4/6/2024).
Meski sudah tidak berada dalam organisasi OIKN, Bambang menyebut akan tetap menyumbangkan tenaga, pemikiran dan keahliannya demi terwujudnya IKN sebagai kota hijau (green), cerdas (smart), tangguh (resilient), inklusif dan berkelanjutan (sustainable).
Meski sudah tidak berada dalam organisasi, ia menyebut akan tetap menyumbangkan tenaga, pemikiran dan keahliannya demi terwujudnya IKN.
“Meski saya tidak lagi berada dalam organisasi Otorita IKN, saya akan terus menyumbangkan tenaga, pemikiran dan keahlian kami demi terwujudnya IKN yang hijau (green), cerdas (smart), tangguh (resilient), inklusif dan berkelanjutan (sustainable),” kata Bambang dalam unggahan di Instagram @bambangsusantono, Selasa (4/6/2024).
Bambang mengucapkan selamat bertugas kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang ditunjuk sebagai Plt Kepala OIKN dan Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni sebagai Plt Wakil Kepala OIKN.
Menurutnya, pembangunan IKN yang memiliki konsep Negara Rimba Nusa (sustainable forest city) tidak hanya menjadi harapan Indonesia, melainkan juga harapan dunia untuk model kota masa depan. Untuk itu, pembangunan IKN disebut perlu terus didukung.
“Karenanya konsistensi terhadap rencana tata ruang dan prinsip-prinsip ESG (environment, sosial and governance) akan terus dipantau oleh masyarakat Indonesia dan warga global,” ucapnya.
Bambang membeberkan tiga platform penting bagi IKN yaitu peta jalan perubahan iklim (locally determined contribution for climate change), rencana pembangunan keanekaragaman hayati (biodiversity positive plan), serta peta jalan untuk sustainable development goals.
“SDG harus menjadi panglima dalam pelaksanaan pembangunan di lapangan,” tutur Bambang. (*)