JAKARTA – Kemunculan nama Komika Marshel Widianto kelihatannya mendapat tantangan dari senior sesama komika. Komika Panji Pragiwaksono “merujak” habis Gerindra dan Marshel di hadapan Deddy Corbuzier.
Meski dengan gaya canda, Panji meyebut gerindra telah mengambil keputusan aneh dengan mengusung nama Marshel di bursa pemilihan pimimpin daerah Tangerang Selatan.
“Partai macam apa itu? Lu barusan menang Gerindra, tiba-tiba ambil keputusan aneh kayak gini, gila kali lu!” teriak Panji di Podcast Close the Door bersama Deddy Corbuzier yang tayang empat hari lalu.
“Siapa namanya?” pancing Deddy, bercanda.
“Siapa Ketua Umum-nya?… Pak Prabowo! ha ha ha,” jawab Panji.
Terlepas dari rasa suka dan tak suka, Panji mempersoalkan track record Marshel. Masa lalu komika itu terlalu “mengerikan” di mata Panji. Dan itu yang menurutnya tidak masuk akal kala Gerindra mengajukan namanya untuk jadi calo pemimpin daerah.
“Ngapain kamu memilih orang, yang dulunya antar jemput lonte untuk jadi Wakil Walikota Tangsel, dulunya bandar sabu, dan habis itu suka beli bokep… maksud gue, emang gak ada orang lain?” ujar Panji.
“Saya klarifikasi dulu ya. Mohon maaf buat partainya, buat Marshel-nya… saya gak bisa belain! .. ha ha ha,” begitu tanggapan Deddy yang disambut tawa bareng.
Menurut Panji, ini salah (pengurus) partainya. Karena mereka punya banyak pilihan untuk mengajukan nama calon seorang pemimpin daerah. Harusnya mereka memilih kader yang terbaik.
“Misalnya Gerindra, partai babe lu. Kan punya peluang untuk majuin siapa aja yang mereka mau. Tapi mereka milih untuk Wakil Walikota Tangsel adalah Marshel Widianto. Aneh dong? … maksud gue, emang gak ada orang lain?” tanya Panji.
“Banyak.. tapi yang bisa nunduk-nunduk begini cuman dia, pak,” jawab Deddy mencoba melawak juga.
Lalu, Deddy mencoba kembali serius. Menurutnya, Gerindra memilih Marshel karena faktor popularitas. Terlepas dari masa lalunya. Dan itu juga dilandasi pengalaman pemimpinnya, yakni Prabowo Subianto, yang sekarang menang, meski masa lalunya terkesan buruk di mata sebagian warga Indonesia.
“Ini menurut gue ya (sampai mengulang empat kali)… Gua dah ketemu Pak Prabowo… gaua gak mau ngebandingin dia lima belas tahaun lalu, sepuluh tahun lalu, gua ketemu dia lima tahun belakangan, menurut gue, dia berubah dan dia OK. Tapi dia menangnya, Pak Prabowo menangnya, karena popularitas,” menurut Deddy.
“Bukan karena Jokowi?” tukas Panji sambil nyengir.
“Ya itu juga,” tandas Deddy sambil tersenyum lebar.
Pendapat Panji dan Deddy mengundang berbagai reaksi nitizen. Hingga Sabtu (6/7/2024) siang, podcast itu telah mengumpulkan comment lebih dari 9 ribu. (Jo)