DHAKA, Bangladesh – Peraih Nobel bidang ekonomi asal Bangladesh Muhammad Yunus, pada Rabu (7/8/2024), telah ditunjuk untuk memimpin pemerintahan sementara negara itu, setelah aksi massa memaksa berhasil menjungkalkan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Seperti dilansir Beritasatu.com, Hasina dilaporkan melarikan diri dengan helikopter, setelah militer Bangladesh mengambil alih kekuasaan.
Kelompok mahasiswa yang menjadi motor aksi unjuk rasa sejak bulan lalu, meminta Yunus (84 tahun) untuk memimpin negara itu. Ia dianggap berjasa mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan di negara Asia Selatan itu.
Yunus kemudian mengatakan, ia siap melakukannya. “Jika tindakan diperlukan di Bangladesh, demi negara saya dan demi keberanian rakyat saya, maka saya akan melakukannya,” kata Yunus
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (6/8/2024), ia juga menyerukan pemilihan umum yang bebas.
Keputusan untuk membentuk pemerintahan sementara dengan Yunus sebagai pemimpin, diambil pada pertemuan Presiden Mohammed Shahabuddin, para pemimpin militer, dan para pemimpin kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD).
Juru bicara Shahabuddin menyatakan, Presiden Bangladesh telah meminta rakyat untuk membantu mengatasi krisis ini. Pembentukan pemerintahan sementara yang cepat diperlukan untuk mengatasi krisis ini.
Presiden Shahabuddin juga mengumumkan dipecatnya kepala polisi Bangladesh. Ia juga membubarkan parlemen pada hari Selasa (6/8/2024), yang menjadi tuntutan utama para mahasiswa. Pihak oposisi Partai Nasional Bangladesh (BNP) menuntut pemilihan umum dalam waktu tiga bulan.
Kepala Angkatan Darat Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan sudah waktunya untuk menghentikan kekerasan. (Jo)